Langsung ke konten utama

PERILAKU ORGANISASI



Bidang kajian perilaku organisasi dikembangkan dengan metodologi ilmiah dan sekarang diterima sebagai disiplin akademisi yang dikembangkan dalam kerangka kelilmuan. Teori adalah jawaban untuk pertanyaan mengapa. Teori adalah tentang hubungan antara fenomena, sebuah cerita tentang mengapa tindakan, peristiwa, struktur, dan pikiran terjadi. Teori menekankan sifat hubungan kausal, mengidentifikasi apa yang muncul pertama serta waktu kejadian tersebut.[1] Dari metodologi ilmiah dan teori yang terbangun, maka perilaku organisasi (organizational behavior/OB), terkait dengan disiplin teori organisasi (OT), OB dibangun menggunakan kerangka teoritis dari ilmu perilaku yang berfokus pada pemahaman dan menjelaskan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi. Dengan demikian perilaku organisasi dapat didefinisikan sebagai pemahaman, prediksi, dan manajemen perilaku manusia dalam organisasi.[2]
Gibson dkk mendifinisikan perilaku organisasi dengan berbagai makna. Pertama, OB menunjukkan bahwa perilaku orang secara individu, kelompok, dan tingkat organisasi. Pendekatan ini menunjukkan bahwa ketika mempelajari OB kita harus mengidentifikasi dengan jelas tingkat analisis yang digunakan-individu, kelompok, organisasi, atau ketiganya. Kedua, OB adalah multi disiplin; menggunakan prinsip, model, teori, dan metode dari disiplin lain. Studi OB bukanlah disiplin ilmu yang berlaku umum dengan landasan teoritis yang mapan, OB sebagai bidang ilmu yang baru dan sekarang mulai tumbuh dan berkembang.[3]
Nancy Langton dan Stephen P. Robbins mengatakan Perilaku organisasi (sering disingkat sebagai OB) adalah bidang studi yang menyelidiki bagaimana individu, kelompok, dan struktur mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dalam organisasi. Perilaku mengacu pada apa yang dilakukan orang dalam organisasi, bagaimana mereka melakukan, dan apa sikap mereka. Karena organisasi yang sering dipelajari adalah organisasi bisnis, OB sering diterapkan untuk mengatasi masalah tempat kerja seperti absensi, omset, produktivitas, motivasi, bekerja dalam kelompok, dan kepuasan kerja. Sehingga manajer sering menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian OB untuk membantu mereka mengelola organisasi secara lebih efektif.
Definisi-definisi lain tentang prilaku organisasi, antara lain dikatakan perilaku organisasi adalah telaah dan terapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak didalam organisasi. Prilaku organisasi adalah sarana manusia bagi keuntungan manusia. Prilaku organisasi dapat diterapkan secara luas dalam prilaku orang-orang disemua jenis orgnisasi, seperti bisnis, pemerintahan, sekolah, dan organisasi jasa.[4] prilaku organisasi merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi yang meliputi studi secara sistematis tentang prilaku, struktur, individu, kelompok dan proses di dalam organisasi.[5]
Prilaku organisasi juga merupakan dampak prilaku perorangan dan kelompok terhadap organisasi, dilain pihak, pengaruh organisasi terhadap prilaku itu sendiri.[6]Prilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada prilaku dalam organisasi, dengan tujuan mengaplikasikan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki efektivitas organisasi.[7] Prilaku organisasi sebagai kajian tentang prilaku orang-orang ditempat kerja.[8]
Menken mengatakan perilaku organisasi merupakan studi dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang, baik perorangan maupun kelompok, bertindak dalam organisasi. Hal ini dilakukan dengan mengambil pendekatan sistemik-menafsirkan hubungan orang di dalam organisasi dalam hal: Orang keseluruhan; seluruh kelompok; seluruh organisasi; dan seluruh sistem sosial.[9]
 Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang relatif baru dengan multidisiplin ilmu, untuk mengetahui perilaku orang  dalam organisasi, baik secara orang perorang, kelompok, organisasi dan struktur yang saling berinteraksi untuk memperbaiki produktivitas dan efektivitas organisasi.


[1] Fred Luthans, Organizational Behavior , New York,McGraw-Hill, 2011, h. 17
[2]Ibid, h. 20
[3] James L. Gibson.,et al, Organizations : behavior, structure, processes, New York,McGraw-Hill, 2012, h. 6.
[4]Keith Davis dan John W.Newstrom, “Prilaku dalam organisasi” jilid 1, Edisi ke7, Erlanggahal.5
[5]Gitosudarmo Indriyo, Prilaku Keorganisasian, PT. BPFE-Yoyakarta:1997, hal. 4
[6]Cusway dan Lodge, Prilaku dan Desain Organisasi, PT. Elax Media Komputindo: 1995, hal. 1
[7]Robins Stephen P, Prilaku Organisas, Jakarta, Indeks: 2006, hal. 10
[8]Robins Stephen P dan Coulter Mary, “ Manajemen”, Ed. 6, PT. Prenhallindo:1999, hal. 394
[9] Ivanka Menken, Organizational Behavior and Leadership Management Essentials, Also from Emereo Publishing and The Art of Service, 2009, h. 14.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orientasi Nilai

Akaah dan Lund mengatakan Nilai harus dibedakan dari konsep-konsep yang lain seperti, pendapat dan sikap. Nilai lebih umum dan kurang terikat secara spesifik untuk setiap objek yang bertentangan dengan banyak pendapat dan sikap, karena itu nilai bisa mendasari berbagai pendapat dan sikap. Nilai adalah standar yang membantu seorang individu merasionalisasi sikap dan tindakan secara pribadi dan sosial yang dapat diterima. [1] Karena nilai-nilai memiliki faktor sosial, memungkinkan seorang individu mengalami rasa bersalah ketika mereka berperilaku tidak sesuai dengan harapan sosial yang mereka anut. Nilai dapat digunakan untuk merasionalisasi perasaan pribadi, moralitas dan kompetensi, untuk mempertahankan dan meningkatkan harga diri, meskipun nilai-nilai ini dipertahankan dengan perilaku yang tidak pantas. Konsep nilai banyak digunakan dalam penelitian guna membandingkan perilaku lintas budaya. Rokeach mengatakan bahwa nilai adalah sesuatu yang dianggap lebih secara pribadi atau sosi...

Negosiasi dan Perundingan Kolektif

Istilah negosiasi menggambarkan proses diskusi dari dua pihak atau lebih untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak. Tujuan harus dibuat win-win situation, artinya sama-sama tidak ada yang dirugikan atau sama-sama menguntungkan bagi pihak yang terkait. Proses ini akan cukup sulit apabila terjadi diantara orang-orang dengan latar belakang yang sama, bahkan akan sangat komplek dalam negosiasi internasional karena perbedaan nilai budaya, gaya hidup, harapan, verbal dan non-verbal language, pendekatan terhadap prosedur formal, dan tehnik  pemecahan masalah.  Kompleksitas akan meninggi ketika negosiasi lintas batas karena adanya banyak pihak yang terkait. Pengimplementasian strategi tergantung pada kemampuan manager untuk bernegosiasi secara produktif, artinya keterampilan akan sangat dipertimbangkan sebagai satu hal yang sangat penting bagi yang melakukan perundingan. Dalam arena global, perbedaan budaya menyebabkan kesulitan dalam proses negosiasi. Perbeda...

Dasar-Dasar Perilaku Kelompok

Perilaku individu dalam kelompok adalah sesuatu yang lebih dari sekedar jumlah individu yang bertindak menurut caranya sendiri. Dengan kata lain, tindakan individu secara pribadi akan berbeda jika individu berada dalam suatu kelompok, itu sebabnya pemahaman kelompok di tempat kerja menjadi penting. Dalam organisasi , kelompok merupakan muasal organisasi. Suatu organisasi tersusun atas sejumlah kelompok formal mau pun informal , sehingga pemahaman akan kelompok merupakan hal mendsar dalam menjelaskan perilaku organisasi. A.   Pengertian Kelompok Kelompok didefinisikan sebagai dua orang atau lebih berkumpul dan berinteraksi serta saling tergantung untuk mencapai tujuan tertentu. [1] Kelompok juga didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. [2] Kelompok sebagai dua atau lebih individu yang beriteraksi dan saling tergantung yang berkumpul bersama untuk mencapai sasaran-sasaran ter...