Para ahli psikologi,sosiologi, dan, baru-baru ini perilaku organisasi telah menyelidiki prediktor langsung
perilaku individu dan kinerja. Salah satu formula paling
awal dari kinerja adalah orang dan situasi (Kinerja =
orang + situasi), di mana orang termasuk karakteristik
individu dan situasi mewakili faktor eksternal yang berpengaruh
pada perilaku individu. Rumus
mengatakan kinerja =kemampuan +motivasi, atau
terkadang dikatakan keterampilan dan kehendak, karakteristik
yang spesifik dalam kinerja individu adalah kemampuan,
motivasi, dan situasi. Empat faktor yang berpengaruh pada perilaku individu adalah
motivasi, kemampuan, peran, dan situasional (motivation, ability, role perceptions, and
situational /MARS). Jika salah satu dari
personal rendah dalam faktor tertentu, karyawan akan melakukan
tugas buruk.
Motivasi
(Motivation) sebagai kekuatan
dalam diri seseorang yang mempengaruhi arah intensitas dan ketekunan perilaku.
Motivasi adalah tujuan-diarahkan, motivasi
yang ada dalam diri seseorang bukan perilaku mereka yang sebenarnya. Maka arah,
intensitas dan ketekunan adalah kognitif (pikiran) dan kondisi emosional yang
secara langsung menyebabkan kita untuk bergerak.
Kemampuan (abilities)
personal dapat juga membuat perbedaan dalam perilaku dan kinerja
seseorang, kemampuan mencakup bakat alami dan kemampuan belajar yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan setiap tugas, bakat alami membantu seseorang mempelajarai
tugas secara spesifik sehingga lebih cepat dan lebih
baik, seseorang secara fisik dan mental juga dipengaruhi oleh bakat,
demikian juga untuk mendapatkan kemampuan dan keterampilan, dengan bakat seorang individu dapat belajar lebih cepat
dan berpotensi mencapai kinerja. Kemampuan belajar adalah keterampilan dan pengetahuan
yang dimiliki saat ini, baik keterampilan fisik dan mental serta pengetahuan yang diperoleh. Bakat dan kemampuan belajar berkaitan erat dengan kompetensi, Kompetensi merupakan karakteristik seseorang yang dapat menghasilkan kinerja
prima, kompetensi banyak dikaitkan dengan sifat-sifat pribadi, seperti: pengetahuan, keterampilan, bakat, kepribadian, konsep diri, nilai-nilai.
Persepsi peran (role perceptions), sejauh
mana orang memahami tugas/ pekerjaan (peran) yang ditugaskan
atau yang diharapkan dari mereka. Persepsi peran memiliki tiga komponen;
pertama, karyawan memiliki akurasi dalam
memahami tugas-tugas mereka ketika memiliki persepsi peran. kedua, orang-orang memiliki
persepsi peran yang akurat mereka akan memahami prioritas
dari berbagai tugas dan mampu ekspektasi
kinerja. ketiga, persepsi peran membantu memahami perilaku yang disukai atau
prosedur untuk mencapai tugas yang diberikan.
Faktor situasional (Situational factors)
mencakup semua kondisidi luarkontrol langsung karyawan yang membatasi atau memfasilitasi
perilaku dan kinerja. Beberapa faktor
situasi seperti preferensi konsumen dan
kondisi ekonomi berasal dari lingkungan
eksternal. MARS tergambar sebagai berikut:

Sebagai mana motivasi,
ability, role perception, dan situasional factor (MARS) tersebut, Pemahaman akan perilaku individu yang lain merupakan syarat untuk
menjadai manajer yang efektif, kinerja organisasi tergantung pada kinerja
individu, maka manajer/pemimpin harus memiliki pengetahuan
tentang faktor-faktor penentu kinerja individu. Robbins
mengatakan perilaku personal dapat dilihat dari karakteristik-karakteristik
biografis, seperti: usia, jenis kelamin, dan status perkawinan.
a. Usia
Hubungan
antara usia dan kinerja pekerja merupakan isu yang semakin penting dalam dekade-dekade
mendatang, ada tiga alasan mengapa usia berkontribusi atas kinerja personal,
yaitu:
1. Terdapat
keyakinan meluas bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia.
2. Realita
bahwa angkatan kerja telah menginjak usia lanjut.
3. Undang-Undang
di Amerika baru-baru ini menyatakan bahwa, dengan maksud dan tujuan apapun,
melarang perintah pensiun. Karena sebagian besar pekerja dewasa ini tidak lagi
harus pensiun pada usia 70th.
Persepsi terhadap pekerja
yang sudah tua adalah sebagai bukti yang menunjukkan bahwa para majikan
mempunyai perasaan yang campur aduk. Mereka melihat sejumlah kualitas positif
yang dibawa orang tua kedalam pekerjaan mereka: khususnya, pengalaman,
pertimbangan, etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap mutu. Semakin tuanya
pekerja, maka akan semakin kecil pekerja berhenti dari pekerjaan. Karena masa
kerja mereka yang lebih panjang cenderung memberikan tingkat upah yang lebih
tinggi kepadamereka, liburan ditanggung perusahaan dan tunjangan pensiun yang
lebih menarik. Namun pekerja-pekerja tua juga dianggap kurang luwes dan menolak
teknologi baru.
Usia juga dapat memengaruhi
produktivitas, karena terdapat satu keyakinan meluas bahwa produktivitas akan
mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Sering
diandaikan bahwa keterampilan individu, terutama kecepatan, kekuatan dan
koordinasi menurun seiring dengan berjalannya waktu, dan bahwa kebosanan
pekerjaan yang berlarut-larut dan kurangnya rangsangan intelektual. Sebagian
besar penelitian menunjukan hubungan positif antara kepuasan, sekurangnya
sampai usia 60th.
b. Jenis
Kelamin
Bukti
menunjukkan bahwa tempat terbaik untuk memulai adalah dengan pengakuan bahwa
terdapat hanya sedikit perbedaan antara pria dan wanita yang akan memengaruhi
kinerja kerja mereka. Hasil-hasil penelitian psikologis menunjukkan bahwa
wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang dan pria lebih agresif dan
berkemungkinan lebih besar daripada wanita untuk memiliki harapan atas
keberhasilan. Sedangkan persamaan antara wanita dan pria adalah dalam hal
kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, pendorong persaingan,
motivasi, sosiabilitas (kecenderungan pemimpin untuk membangun hubungan
menyenangkan), atau kemampuan belajar. Namun hasil riset yang dilakukan di
Amerika Utara dan budayanya secara historis menempatkan wanita lebih memiliki tanggung
jawab pada rumah tangga dan keluarga.
c. Status
Perkawinan
Tidak
terdapat cukup banyak hasil penelitian yang menarik kesimpulan tentang dampak
status perkawinan. Akan tetapi hasil riset secara konsisten menunjukkan bahwa
karyawan yang menikah lebih rendah tingkat keabsenannya, rendah tingkat
pengunduran diri (keluar), dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada
rekan sekerjanya yang tidak menikah.
d. Masa
Kerja
Masa kerja merupakan varibel penjelas tunggal
yang paling penting. Riset yang menghubungkan masa kerja dan tingkat ketidak
hadiran sangatlah tegas. Secara konsisten penelitian-penelitian menunjukkan
bahwa senioritas negatif dengan tingkat ketidak hadiran. Faktanya, dalam hal
frekuensi ke tidak hadiran maupun dalam total hari yang hilang pada saat
bekerja lebih rendah.
Masa kerja juga merupakan
variabel yang penting dalam menjelaskan tingkat pengunduran diri karyawan. Semakin
lama seseorang berada dalam pekerjaan, semaki kecil kemungkinan ia mengundurkan
diri. Masa kerja konsisten dengan penelitian yang menunjukkan bahwa prilaku
masa lalu merupakan indikator peramalan terbaik untuk memperkirakan prilaku
masa depan, bukti ini menunjukan bahwa masa kerja pekerja terdahulu dari
seorang karyawan merupakan indikator perkiraan yang ampuh atas pengunduran diri
seorang karyawan dimasa mendatang. Memang ketika usia dan masa kerja
diperlakukan secara terpisah, tampaknya masa kerja akan menjadi indikator
perkiraan yang lebih konsisten dan mantap atas kepuasan kerja dari pada usia
kronologis.
e. Kemampuan
Kemampuan merujuk ke
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu.
Kemampuan personal secara keseluruhan, hakikatnya tersusun dari dua faktor
yaitu: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Kemampuan
Intektual
Kemampuan intelektual adalah
kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan mental. Misalnya, tes IQ,
dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual umum seseorang, dan lain-lain.
Secara umum ada tujuh dimensi yang membentuk kemampuan intelektual:
1. Kemahiran
berhitung,
2. Pemahaman
verbal,
3. Kecepatan
perseptual,
4. Penalaran
induktif,
5. Penalaran
deduktif,
6. Visualisasi
ruang, dan
7. Daya
ingat.
Kemampuan
Fisik
Kemampuan fisik bermakna
penting bagi keberhasilan menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut
keterampilan dan yang lebih standar. Seperti, pekerjaan yang keberhasilannya
menuntut stamina , kecekatan fisik, kekuatan tungkai, atau bakat-bakat serupa
menuntut manajemen untuk mengenali kapabilitas fisik seorang karyawan.
Komentar
Posting Komentar