Langsung ke konten utama

Mengelola Modal Intelektual

Modal Intelektual sebagai Aset Dasar dari Pengetahuan Bisnis
Modal intelektual (IC) adalah aset dasar dari pengetahuan organisasi, dalam memastikan keberhasilan dan pertumbuhan berkelanjutan. Konsep ini tidak mudah dipahami, sehingga perlu dijelaskan dengan menggunakan beberapa contoh dari industri yang menggambarkan modal intelektual untuk pertumbuhan di masa depan.
Contoh industri yang menggunakan modal intelektual, seperti: industry AFS, Israeli Machinery, dan Tnuva-Apax. AFS adalah Anak perusahaan Skandia yang bergerak di bidang asuransi dan jasa keuangan pada tahun 1990an hampir dilikuidasi tetapi atas peran wakil presiden Leif Edvinsson, yang membuat blok bangunan modal intelektual dimungkinkan pertumbuhan AFS dimasa depan, dengan cara; merekrut karyawan berbakat, melakukan pengembangan dan membuat strategi bisnis jangka panjang, meningkatkan basis pelanggan, menekankan proses pekerjaan, menerapkan IT secara luas. Setalah bangunan model diterapkan ternyata benar dua tahun kemudian AFS mampu menguntungkan dan berkembang.
Pada tahun 1997 pemerintah Israel melakukan pengawasan keuangan terhadap perusahaan di bidang mesin dan hasilnya bahwa mereka hanya fokus pada jangka pendek (uang) sehingga produk yang dihasilkan ketinggalan jaman akibatnya permintaan menurun, sehingga muncul ungkapan tanpa penelitian dan pengembangan (R & D) perusahaan tidak akan menjual apa-apa, tanpa memperbaharui pengetahuan ternyata perusahaan mesin tersebut beberapa tahun kemudian kehilangan uang (pendapatan menurun) dan akhirnya dipertimbangkan untuk dilikuidasi.
Tahun 2007 sebuah industri tradisional raksasa di Israel bernama Tnuva.  Tnuva adalah perusahaan  makanan yang mengkhususkan diri dalam produk susu. Perusahaan Tnuva dibeli oleh Apax (perusahaan ekuitas internasional) membawa perubahan besar di perusahaan dengan implikasi penting tentang  manajemen pengetahuan (KM) dan modal intelektual (IC). Zehavit Cohen, menjelaskan setelah Tnuva di akuisisi Apax, Apax tidak membeli perusahaan untuk hasil langsung, seperti penjualan langsung untuk harga lebih tinggi. Apex melakukan upgrade potensi untuk penjualan menguntungkan lima sampai tujuh tahun akan datang, dengan meelakukan langkah-langkah penyelidikan menyeluruh proses kerja, dari prosedur manajemen puncak sampai mesin manufaktur, perbaikan dilakukan secepat dan sebaik mungkin untuk mencapai keuntungan. Apax mengakui IC dalam akuisisi dapat meningkatkan visibilitas dan memastikan organisasi masa depan lebih baik.
Definisi Kuantitatif Modal Intelektual
Profesor Baruch Lev, dari New School Universitas York Stern of Business, secara sistematis meneliti nilai modal intelektual selama karirnya. Hasil penelitian profesor Lev memberikan perkiraan pengembalian atas investasi (ROI) dari investasi dalam bidang penelitian dan pengembangan (R & D) yang merupakan salah satu komponen IC, hasilnya : ROI tahunan pada investasi R & D pada waktu itu adalah di kisaran 25 sampai 30 persen. Ini jauh di atas pengembalian asset (aktiva) fisik dan, sama seperti biaya modal perusahaan.
Sebuah penghitungan Sederhana  
Sebuah estimasi yang sangat sederhana, nilai IC perusahaan adalah
berdasarkan selisih antara nilai pasar sahamnya (MV) dan klasik
nilai buku (BV):
Intelektual modal (IC) = Nilai pasar (MV) - Nilai buku (BV). Nilai buku perusahaan didasarkan pada indikator pengukuran aset nyata: uang, real estate, mesin, peralatan, dan sebagainya. BV tidak memperhitungkan aktiva tak berwujud, seperti investasi R & D yang dianggap sebagai pengeluaran dan menurunkan nilai buku (BV).
Sesungguhnya Aset tidak berwujud dari IC merupakan bagian utama dari nilai pasar. Pada stadium lanjut IC  harus terwujud dalam keuangan dan BV yang lebih tinggi. Untuk terus menjadi sukses dan menghasilkan laba lebih tinggi perusahaan membutuhkan investasi berkelanjutan dalam IC, dan investasi mereka akan selalu menjadi persentase utama MV nya.
PEMBATASAN PENGHITUNGAN SEDERHANA
Ekonomi gelembung MV dan BV tidak dapat digunakan untuk mengetimasi nilai yang sesungguhnya. Gelembung pertama muncul pada akhir 1990-an dan awal 2000 dimana orang mempercayai MV dan terlalu optimis terhadap masa depan sehingga banyak yang melakukan investasi besar-besaran yang berakibat pada hilangnya uang yang di investasikan. Gelembung kedua terjadi pada tahun 2008-2009 dimana banyak perusahaan yang mempercayai BV ternyata banyak laporan keuangan palsu sehingga BV sulit untu memperkirakan nilai yang sesungguhnya akibat ketidak jujuran.
Metode Baruch Lev’s
profesor Baruch Lev memperkenalkan metode menggunakan laba aktual independen terhadap MV. Lev melihat bahwa pendapatan tahunan perusahaan merupakan hasil dari aset fisik dan aset tidak berwujud (IC). Lebih lanjut pengamatan Lev dapat disimpulkan menjadi dua;
1. Nilai IC meemberi masukan yang besar bagi perusahaan-perusahaan.
2. Pengeluaran yang besar untuk IC tidak mengejutkan bagi raksasa teknologi tinggi seperti Microsoft dan Intel, mereka juga sangat besar untuk industri lama seperti Exxon (minyak) atau Altria (rokok dan makanan).
Jadi dalam rangka persaaingan pengetahuan organisasi
(KO), mereka harus menaikkan modal intelektual mereka.

Sistematika di dalam management IC   
Komponen IC berupa: praktik sumber daya manusia, inisiatif untuk
memperbaiki proses kerja, keputusan investasi R & D, dan sebagainya. IC terbagi menjadi dua komponen utama: modal manusia dan modal structural. Modal manusia mencakup pengetahuan, kemampuan inovasi, dan keterampilan. Maka modal intelektual (IC) =
Human Capital (Pengetahuan dan keterampilan individu Pekerja) + Modal Struktur (kemampuan organisasi yang mendukung produktivitas Karyawan).
Navigator Skandia
Proses Navigator dikembangkan oleh Leif Edvinsson (1990-an) dengan perumpamaan rumah sebagai sebuah organisasi, yang terdiri dari komponen modal financial dan modal intelektual. Rumah sebagai metafora organisasi terdiri dari tiga blok; pertama Kinerja Masa Lalu  diibaratkan dengan atap dengan fokus keuangan organisasi, kedua Status Masa Sekarang dibaratkan bagian dalam dengan fokus manusia, sisi dinding sebagai fokus proses dan fokus pelanggan, dan ketiga hasil masa depan dengan fokus pengembangan dan pembaharuan dalam bentuk R & D.
Mengelola IC Menggunakan Navigator
Manajer sebagai navigasi perusahaan, dipaksa untuk mendefinisikan dengan jelas tentang tujuan IC. Seorang navigator setidaknya memberi kontribusi dalam hal; mengevaluasi masalah dengan orientasi tujuan jangka panjang, menetapkan tujuan, dan mengarahkan semua kepentingan pada aarah yang direncanakan.
The Balanced Scorecard (BSC)
Balanced Scorecard merupakan metode sistematis untuk mengelola IC. Tujuannya sama dengan  Navigator: memaksa manajer dan organisasi untuk mengurus IC dengan semua komponen berwujud yang dipertanggungjawabkan. Struktur BSC terdiri dari empat kategori yaitu: keuangan, pelanggan, proses internal, inovasi dan pembelajaran. Kesimpulan
1. Manajer tradisional sibuk dengan hasil jangka pendek keuangan, untuk menjamin kesejahteraan jangka panjang dengan meningkatkan IC.
2. Manajemen Pengetahuan adalah mengelola IC (pengetahuan perusahaan) sebagai aset paling penting.
3. Nilai IC diperoleh dengan membandingkan antara nilai buku organisasi dan nilai serta pengetahuan dan keterampilan karyawan.
4. Metode pengukuran IC, seperti milik Lev yang membuktikan bahwa perusahaan yang sukses mengalami kebangkitan besar dalam IC.
5. Mengelola dan meningkatkan IC dimulai dengan strategi bisnis, dengan menggunakan salah satu metode, seperti Skandia Navigator atau Balanced Scorecard.
6. Menggunakan indikator IC secara hati-hati bisa membantu mencegah atau mengurangi beberapa konsekuensi dari dua gelembung ekonomi.
7. Keberhasilan penggunaan indikator untuk meningkatkan modal intelektual tergantung pada peran manajer untuk membangun budaya organisasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orientasi Nilai

Akaah dan Lund mengatakan Nilai harus dibedakan dari konsep-konsep yang lain seperti, pendapat dan sikap. Nilai lebih umum dan kurang terikat secara spesifik untuk setiap objek yang bertentangan dengan banyak pendapat dan sikap, karena itu nilai bisa mendasari berbagai pendapat dan sikap. Nilai adalah standar yang membantu seorang individu merasionalisasi sikap dan tindakan secara pribadi dan sosial yang dapat diterima. [1] Karena nilai-nilai memiliki faktor sosial, memungkinkan seorang individu mengalami rasa bersalah ketika mereka berperilaku tidak sesuai dengan harapan sosial yang mereka anut. Nilai dapat digunakan untuk merasionalisasi perasaan pribadi, moralitas dan kompetensi, untuk mempertahankan dan meningkatkan harga diri, meskipun nilai-nilai ini dipertahankan dengan perilaku yang tidak pantas. Konsep nilai banyak digunakan dalam penelitian guna membandingkan perilaku lintas budaya. Rokeach mengatakan bahwa nilai adalah sesuatu yang dianggap lebih secara pribadi atau sosi...

Dasar-Dasar Perilaku Kelompok

Perilaku individu dalam kelompok adalah sesuatu yang lebih dari sekedar jumlah individu yang bertindak menurut caranya sendiri. Dengan kata lain, tindakan individu secara pribadi akan berbeda jika individu berada dalam suatu kelompok, itu sebabnya pemahaman kelompok di tempat kerja menjadi penting. Dalam organisasi , kelompok merupakan muasal organisasi. Suatu organisasi tersusun atas sejumlah kelompok formal mau pun informal , sehingga pemahaman akan kelompok merupakan hal mendsar dalam menjelaskan perilaku organisasi. A.   Pengertian Kelompok Kelompok didefinisikan sebagai dua orang atau lebih berkumpul dan berinteraksi serta saling tergantung untuk mencapai tujuan tertentu. [1] Kelompok juga didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. [2] Kelompok sebagai dua atau lebih individu yang beriteraksi dan saling tergantung yang berkumpul bersama untuk mencapai sasaran-sasaran ter...

Negosiasi dan Perundingan Kolektif

Istilah negosiasi menggambarkan proses diskusi dari dua pihak atau lebih untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak. Tujuan harus dibuat win-win situation, artinya sama-sama tidak ada yang dirugikan atau sama-sama menguntungkan bagi pihak yang terkait. Proses ini akan cukup sulit apabila terjadi diantara orang-orang dengan latar belakang yang sama, bahkan akan sangat komplek dalam negosiasi internasional karena perbedaan nilai budaya, gaya hidup, harapan, verbal dan non-verbal language, pendekatan terhadap prosedur formal, dan tehnik  pemecahan masalah.  Kompleksitas akan meninggi ketika negosiasi lintas batas karena adanya banyak pihak yang terkait. Pengimplementasian strategi tergantung pada kemampuan manager untuk bernegosiasi secara produktif, artinya keterampilan akan sangat dipertimbangkan sebagai satu hal yang sangat penting bagi yang melakukan perundingan. Dalam arena global, perbedaan budaya menyebabkan kesulitan dalam proses negosiasi. Perbeda...