Langsung ke konten utama

STRATEGI PENINGKATAN FUNGSI MSDM

Academia.edu

Organisasi dewasa ini selalu dihadapkan pada persoalan yang begitu komplek, memerlukan penanganan yang cepat dengan tingkat persaingan yang ketat. Persoalan ini tentu menuntut adanya strategi agar organisasi mampu menghadapi persoalan dan memperbaiknya secara efisien dan efektif.
Persoalan tersebut memerlukan penataan kembali akan fungsi MSDM, sehingga fungsi tersebut mampu mengurai persoalan yang muncul. Penataan fungsi MSDM memerlukan serangkaian keputusan dan tindakan guna merumuskan fungsi MSDM dalam menghadapi lingkungan, mendapatkan keunggulan bersaing, dan mencapai tujuan organisasi. Serangkaian keputusan dan tindakan perlu di ambil pimpinan agar organisasi dapat berjalan secara efektif dan berkontribusi terhadap daya saing organisasi, pimpinan harus melakukan perubahan dengan meninggalkan aktivitas fungsi MSDM pola lama dengan menggantinya dengan aktivitas fungsi MSDM pola baru, indakan ini akan memerbaiki efektivitas fungsi MSDM.
Tindakan pemimpin untuk memperbaiki aktivitas MSDM sering kali terfokus pada dua aspek, yakni fokus pada setiap aktivitas dan fokus pada tekanan menghapus sebanyak munkin pekerjaan transaksional (dan beberapa pekerjaan tradisional). Guna memerbaiki fungsi dari aktivitas MSDM agar lebih efektif, dilakukan dengan pendekatan: restrukturisasi, perancangan ulang atau rekayasa ulang (reengineering), dan penggunaan teknologi baru sistem informasi MSDM. Ketiga pilihan cara tersebut memungkinkan bagi organisasi untuk melakukan pengelolaan strategi terhadap fungsi MSDM.
1.           Restrukturisasi
Restrukturisasi organisasi merupakan tindakan atau kegiatan merubah struktur organisasi/perusahaan melalui pertimbangan dan untuk tujuan tertentu, dengan didasarkan pada perundang-undangan yang berlaku. Restrukturisasi juga sebagai upaya untuk merubah struktur perusahaan, dalam posisi yang makin membesar atau semakin ramping ( penciutan usaha ). Artinya, restrukturisasi dapat berarti upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka untuk memperbesar struktur perusahaannya, seperti kegiatan merger dan akuisisi. Sedangkan restrukturisasi dalam kaitannya dengan perampingan usaha, dilakukan oleh perusahaan dengan cara menjual unit-unit kegiatan yang dipandang kurang menguntungkan (sell-off) atau pemisahan unit-unit kegiatan dari kegiatan korporasi (spin-off) sehingga unit kegiatan akan berdiri sebagai suatu perusahaan yang terpisah.
Restrukturisasi organisasi dapat dilakukan kapan saja selama bertujuan untuk memampukan organisasi untuk bersaing, tumbuh, dan berkembang. Restrukturisasi menjadi pilihan organisasi untuk memperbaiki efektivitas MSDM, karena dengan pembenahan dan penyesuaian dimungkinkan mampu menghadapi persaingan yang semakin global. Maka dengan restrukturisasi dapat memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja organisasi, dengan melakukan pembenahan supaya segera lepas dari persoalan multi demensi. Perbaikan-perbaikan tersebut menyangkut berbagai aspek pada organisasi, mulai dari perbaikan portofolio perusahaan, perbaikan permodalan, perampingan manajemen, perbaikan sistem pengelolaan perusahaan, sampai perbaikan sumber daya manusia.
Perbaikan aktivitas fungsi MSDM sebagai bagian dari restrukturisasi tentunya untuk meningkatkan kinerja organisasi. Restrukturisasi fungsi MSDM juga memerlukan terciptanya iklim kerja yang dinamis, interaksi yang sehat, untuk itu diperlukan upaya; pertama, Kekhususan diamana karyawan membutuhkan informasi spesifik dengan tata cara pelaksanaan yang baik dan terarah sangat membantu stabilitas kinerja, sekaligus memperbaiki kekurangan. Kedua, Konsistensi Informasi sebaiknya tidak saling bertentangan. Misalnya penilaian berkala baik, tapi penilaian tahunan buruk. Inkonsistensi yang seperti ini dapat meresahkan dan menganggu kinerja. Ketiga, Waktu yang tepat Umpan balik sebaiknya segera diberikan, agar karyawan termotivasi memperbaiki.  Keempat, Komunikasi Manajer harus mampu menciptakan komunikasi efektif untuk menumbuhkan persamaan persepsi dengan karyawan. Kelima, Manajer perlu menunjukkan niat baik dan kerjasama.
2.         Reengineering
 Reengineering sebagai pemikiran ulang serta fundamental dan perancangan ulang secara radikal atas proses-proses bisnis untuk mendapatkan perbaikan dramatis dalam hal-hal ukuran-ukuran kinerja yang penting dan kontemporer, seperti biaya, kualitas, pelayanan, dan kecepatan. Reengineering merupakan pendekatan baru untuk memproses struktur kerja yang berbeda dari pendekatan pada era-era sebelumnya, reengineering sebagai lompatan besar (quantum leap) dalam hal kinerja melalui proses dan struktur kerja yang benar-benar baru, sehingga menciptakan suatu bentuk baru perusahaan bagi dunia bisnis baru.
Reengineering mencakup empat fungsi kunci di dalamnya: pertama, Fundamental artinya reengineering pelaku bisnis harus menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang paling mendasar (fundamental) tentang perusahaan mereka dan bagaimana operasinya. Kedua, Radikal artinya reengineering di mulai dari akar permasalahan. Ketiga, Dramatis reengineering harus mamu mencapai suatu lompatan besar (quantum leaps) dalam hal kinerja perusahaan. Keempat, Proses  reengineering tidak berorientasi terhadap proses, mereka memusatkan perhatian pada tugas-tugas, pekerjaan, orang-orang, struktur dsb. Reengineering proses untuk mencapai perbaikan performansi dengan cara mendesain ulang proses-proses yang selama ini dijalani perusahaan, memaksimalkan nilai tambah yang terkandung didalamnya serta meminimalkan hal-hal yang tidak berkenaan dengan nilai tambah, pendekatan ini dapat diaplikasikan pada tingkat proses individu maupun tingkat organisasi keseluruhan.
Sebuah pilihan reengineering dalam menghadapi kondisi krisis, ketidakpastian, dan dinamika perubahan yang cepat, organisasi perlu berhati-hati dalam mengambil tindakan reengineering, sebab pemangkasan dan penciutan yang tadinya ditujukan untuk efisiensi justru berakibat meningkatnya ketidakpuasan karyawan karena tanggung jawab dan beban karyawan semakin berat. Disini letak dari fungsi MSDM yang perlu ditata ulang secara cermat,  reengineering dapat gagal akibat adanya resistance to change dan kurangnya komitmen manajemen.
3.         Teknologi Baru Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen sebagai teknologi baru untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi semua tingkatan manajemen atau juga sub unit organisasi, suatu sistem merupakan rangkaia dari input, database, dan sub sistem output. Sistem informasi manajemen dapat membantu manajer dan pemakai lain dalam organisasi mengidentifikasi dan memahami masalah yang ada.
Fungsi MSDM dalam sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem yang menyediakan informasi tentang informasi sumber daya manusia organsasi atau human resource information system (HRIS), dengan teknologi HRIS ini aplikasi akan membantu organisasi mengantisipasi kebutuhan akan fungsi MSDM di masa depan, seperti bagan organisasi, perkiraan gaji, analisis/evaluasi pekerjaan, dan pembuatan model kerja. Dengan teknologi baru ini tentunya persoalan dari efektivitas MSDM akan lebih cepat diketahui, serta lebih cepat untuk memperbaikinya karena dukungan teknologi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orientasi Nilai

Akaah dan Lund mengatakan Nilai harus dibedakan dari konsep-konsep yang lain seperti, pendapat dan sikap. Nilai lebih umum dan kurang terikat secara spesifik untuk setiap objek yang bertentangan dengan banyak pendapat dan sikap, karena itu nilai bisa mendasari berbagai pendapat dan sikap. Nilai adalah standar yang membantu seorang individu merasionalisasi sikap dan tindakan secara pribadi dan sosial yang dapat diterima. [1] Karena nilai-nilai memiliki faktor sosial, memungkinkan seorang individu mengalami rasa bersalah ketika mereka berperilaku tidak sesuai dengan harapan sosial yang mereka anut. Nilai dapat digunakan untuk merasionalisasi perasaan pribadi, moralitas dan kompetensi, untuk mempertahankan dan meningkatkan harga diri, meskipun nilai-nilai ini dipertahankan dengan perilaku yang tidak pantas. Konsep nilai banyak digunakan dalam penelitian guna membandingkan perilaku lintas budaya. Rokeach mengatakan bahwa nilai adalah sesuatu yang dianggap lebih secara pribadi atau sosi...

Dasar-Dasar Perilaku Kelompok

Perilaku individu dalam kelompok adalah sesuatu yang lebih dari sekedar jumlah individu yang bertindak menurut caranya sendiri. Dengan kata lain, tindakan individu secara pribadi akan berbeda jika individu berada dalam suatu kelompok, itu sebabnya pemahaman kelompok di tempat kerja menjadi penting. Dalam organisasi , kelompok merupakan muasal organisasi. Suatu organisasi tersusun atas sejumlah kelompok formal mau pun informal , sehingga pemahaman akan kelompok merupakan hal mendsar dalam menjelaskan perilaku organisasi. A.   Pengertian Kelompok Kelompok didefinisikan sebagai dua orang atau lebih berkumpul dan berinteraksi serta saling tergantung untuk mencapai tujuan tertentu. [1] Kelompok juga didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. [2] Kelompok sebagai dua atau lebih individu yang beriteraksi dan saling tergantung yang berkumpul bersama untuk mencapai sasaran-sasaran ter...

MANAJEMEN ORGANISASI

STUDI ORGANISASI   A. Pengertian Organisasi          Organisasi sebagai suatu entitas tempat beberapa orang berkumpul harus benar-benar dipahami keberadaanya, dengan mengenal dan memahami organisasi memungkinkan tujuan yangdiharapkan dapat tercapai. Organisasi dikatakan oleh Gary N. McLean sebagai situasi dimana dua atau lebih orang yang terlibat dalam mencapai tujuan bersama.          Sukanto Reksohadiprodjo dan Hani Handoko mengatakan organisasi sebagai: (1) Suatu lembaga sosial yang secara sadar dikoordinasikan dan dengan sengaja disusun; (2) terdiri dari sekumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan; (3) mempunyai batasan-batasan yang secara relatif dapat diidentifikasikan dan keberadaanya mempunyai basis yang relatif permanen; (4) dan dikembangkan untuk mencapi tujuan-tujuan tertentu.        Gibson, Ivancevich, Donnelly, dan Konopaske mengataka...